Sidoarjo – Indonesia, suatu Negara yang penuh dengan keanekaan dan kearifan budaya, salah satunya adalah batik. Hampir setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki ciri khas batik tersendiri. Salah satunya adalah batik tulis asal Sidoarjo, Jawa Timur. Motif-motif flora dan fauna adalah ciri khas dari batik tulis itu sendiri. Ada 20 pengrajin batik di Sidoarjo, 15 di antaranya di kampung jetis, yang 5 tersebar di kecamatan kabupaten Sidoarjo. Kampung batik jetis sendiri adalah salah satu kampung yang paling legendaris dan terkenal tentang batik tulisnya. Kampung batik jetis ini sudah ada sejak tahun 1675. Sejarah dari kampung batik jetis ini berawal dari Mbah Mulyadi yang konon beliau adalah seorang pendatang dari kerabat dari sebuah kerajaan Kediri.
Di kampung jetis sendiri Mbah Mulyadi di kenal sebagai sesosok yang religious, mengajarkan masyarakat jetis sholat berjamaah, membaca al-qur’an, juga mengajarkan cara membatik. Pada tahun 1674 Mbah Mulyadi mendirikan masjid di kampung jetis, masjid itu bernama Masjid Jamik Al-Abror. Masyarakat kampung jetis pun mulai aktif menjalankan ibadah di masjid. Keaktifan masyarakat dan pendekatan masyarakat kepada Mbah Mulyadi pun menjadikan beberapa perkumpulan seperti perkumpulan pengajian, perdagangan dan membuat batik.
Ciri khas dari batik kampung jetis ini bias dilihat dari warna yang tidak mencolok, motif-motif yang condong ke flora dan fauna, ornament terdiri dari tumbuh-tumbuhan dan hewan dan selalu identik dengan Madura. Yang mana sebelum bumingnya batik, batik jetis itu konsumennya orang Madura, batik jetis sendiri terjual di beberapa kota-kota besar di Indonesia. Jika kalian berpergian di daerah pesisir seperti Surabaya, Gresik Lamongan, Tuban dan Madura kalian bisa menemui batik-batik tersebut. Perkembangan demi perkembangan motif batik tulis tersebut selalu di kembangkan demi memenuhi konsumen dan meningkatkan produk batik yang lebih beragam.
Tak hanya membuat dan menjual, warga kampung batik juga membuat kelas membatik salah satunya ada di “Amri Jaya”. “Tujuan membuat kelas batik agar masyarakat yang ingin belajar membatik bisa lebih mengenal dan mencintai batik. Karena ini adalah salah satu budaya dari nenek moyang kita yang harus di jaga dan lestarikan” Ujar Amri. Di hari liburan sekolah tempat atau kampung jetis juga pun terkadang ada kunjungan dari sekolah-sekolah untuk belajar membatik. Selain masyarakat asli Sidoarjo dan sekitarnya adapun beberapa warga Negara lain seperti Malaysia, Brunei, dan Thailand
Penulis : Richo Alfianto
Komentar
Posting Komentar